Kulkas atau lemari es atau lemari pendingin merupakan alat rumah tangga yang sangat fungsional. Kulkas dimanfaatkan masyarakat sebagai tempat menyimpan bahan pangan dan sisa makanan. Dengan adanya kulkas, frekuensi belanja dapur menjadi berkurang, membuat dapur lebih rapi, dan menjaga kesegaran makanan. Namun, terdapat pemikiran keliru tentang kulkas di masyarakat yaitu “segala sesuatu yang dimasukkan ke dalam kulkas pasti awet atau tahan lama”. Pemikiran inilah yang membuat masyarakat memasukkan segala jenis dan segala macam bahan pangan, bumbu dapur, makanan, dan sisa makanan ke dalam kulkas tanpa memperhatikan kuantitas dan fungsi utama dari bagian-bagian di dalam kulkas. Padalah sebelum menyimpan sesuatu ke dalam kulkas banyak faktor yang perlu diketahui terlebih dahulu termasuk bagian-bagian dari kulkas.
Dalam melakukan penyimpanan bahan pangan terlebih di dalam kulkas dilakukan dengan tujuan agar bahan pangan atau makanan menjadi awet sehingga aman untuk dikonsumsi. Namun ketidaktahuan tentang cara penyimpanan yang benar justru dapat membuat bahan pangan dan makanan di dalam kulkas menjadi cepat rusak dan terkontaminasi oleh bakteri. Untuk itu berikut langkah yang perlu dilakukan apabila anda ingin menyimpan bahan pangan atau makanan di dalam kulkas :
1. Kenali jenis bahan pangan berdasarkan sifatnya
ada 3 jenis bahan pangan berdasarkan sifatnya yaitu Non-perishable food (awet, berupa produk kering atau produk olahan, masa simpan panjang (± satu tahun)), Semi-perishable food (cukup awet namun tetap memiliki masa simpan pendek, berupa produk pertanian), dan Perishable food (mudah rusak, mengandung nutrisi tinggi, rentan rusak oleh agen mikrobiologi).
Non-perishablefoods Semi Perishable Foods Perishable Foods
2. Sesuaikan kondisi penyimpanan dengan jenis bahan pangan
Pada bahan pangan non-perishable food dalam penyimpanannya tidak membutuhkan suhu yang dingin kecuali pada produk dalam kaleng atau botol yang telah dibuka. Oleh karena itu untuk produk jenis ini biasanya disimpan pada suhu ruang. Pada bahan pangan semi-perishable food untuk memperpanjang umur simpannya dapat disimpan pada suhu yang dingin. Namun beberapa jenis buah-buahan memang tidak dianjurkan untuk disimpan dalam lemari es. Pada bahan pangan jenis perishable food yang rentan rusak karena agen mikrobiologi harus ada penanganan khusus jika ingin disimpan dalam waktu lama. Penanganan khusus yang dilakukan seperti disimpan pada suhu dingin atau dibekukan (menyesuaikan dengan bahan pangan tersebut).
Apabila kita ingin menyimpan bahan pangan dan juga menerapkan kondisi penyimpanan yang baik maka kita harus membaca informasi petunjuk penyimpanan yang dianjurkan untuk produk tersebut yang biasanya tertera pada kemasan produk.
3. Pada penyimpanan dingin sesuaikan bagian kulkas dengan bahan pangan yang ingin disimpan
Pada kulkas terdapat 2 bagian utama sebagai tempat penyimpanan bahan pangan yaitu bagian Freezer dan Refrigerator. Pada refrigerator sendiri terdapat bagian tertutup yang biasanya disebut Chiller. Tiap bagian memiliki perannya masing-masing sebagai tempat penyimpanan bahan pangan.
Bagian Freezer (1) memiliki suhu 0 – (-20oC) berfungsi sebagai tempat penyimpanan perishable foods atau makanan beku. Bagian Refrigerator (2-4) memiliki suhu 4-7oC sebagai tempat penyimpanan semi-perishable foods, dimana bagian Chiller (2) yang merupakan bagian Refrigerator dengan suhu lebih dingin (0-4oC) berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan yang lebih mudah rusak seperti produk olahan susu (yoghurt dan keju) dan tempat penyimpanan daging segar atau olahan daging yang akan segera diolah. Bagian tengah refrigerator (3) berfungsi sebagai tempat penyimpanan utama yang biasanya dijadikan tempat penyimpanan makanan matang. Pada bagian bawah kulkas terdapat laci (4) yang memiliki suhu lebih hangat dan stabil dimana cocok untuk menyimpan produk sayuran dan buah. Pada pintu kulkas terdapat rak yang digunakan sebagai tempat penyimpanan botol dan kemasan kaleng yang telah terbuka.
4. Bungkus bahan pangan dengan kemasan yang foodgrade
Dalam menyimpan makanan, salah satu aspek yang perlu diperhatikan adalah kemasan. Kemasan yang digunakan harus yang memang diperuntukan untuk pangan (memiliki tanda food grade). Untuk produk beku yang diletakkan dalam wadah plastik dan disimpan beku harus diperhatikan informasi pada wadah tersebut apakah dapat diperuntukkan untuk produk yang akan dibekukan.
5. Terapkan sistem FIFO/FEFO
Dalam meletakkan bahan pangan di dalam kulkas lalu kemudian ingin menggunakannya kembali, sebaiknya diterapkan sistem FIFO dimana bahan yang pertama kali dimasukkan adalah bahan yang pertama kali keluar atau digunakan atau sistem FEFO dimana bahan yang memiliki umur simpan lebih pendek yang digunakan terlebih dahulu. Hal ini bertunjuan untuk mencegah terjadinya pembusukan di dalam kulkas. Karena apabila suatu bahan pangan mengalami pembusukkan maka bakteri pada bahan pangan tersebut dapat berpindah pada bahan pangan lain.
6. Pembersihan
Pembersihan juga merupakan hal yang penting terutama apabila sering menyimpan bahan pangan dan pangan olahan ke dalam kulkas. Karena apabila freezer atau refrigerator kotor karena terkena kotoran dari bahan pangan atau tumpahan makanan dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri terutama yang tahan pada suhu dingin.
Sumber : materi Keamanan Pangan Pelatihan HACCP for Hotel, Restaurant, Catering
Leave a Comment