Beberapa waktu yang lalu, masyarakat dikejutkan dengan adanya beras sintetik yang berasal dari plastik. Masih terkait dengan kasus pemalsuan bahan pangan, muncul lagi kasus baru yaitu beras merah palsu. Beras merah palsu ini ditemukan oleh salah seorang teman. Minggu lalu ketika sedang berbelanja di salah satu pasar di kota bogor, teman saya membeli beras merah sebanyak tiga liter di salah satu kios beras. Pada saat dimasak pertama kali, tidak terlalu memperhatikan secara fisik beras tersebut. Namun ketika kedua kali akan memasak, teman saya mulai melihat keanehan pada beras tersebut. Jika diperhatikan secara mendetail, warna beras lebih dominan warna merah muda terang dibandingkan warna coklat. Setelah dilakukan pemisahan dan perebusan, perbedaan warna beras dan perubahan warna air semakin terlihat jelas.
Contoh kasus semacam ini, tentu saja menimbulkan keresahan di masyarakat. Prof. Purwiyatno Hariyadi dalam tulisannya di media Kompas memaparkan bahwa kasus pemalsuan makanan mencakup upaya sengaja mengganti, menambah, mengubah atau merepresentasikan secara keliru suatu bahan dan/atau produk pangan, kemasan pangan serta memberikan informasi tidak benar pada label demi keuntungan ekonomi. Upaya pencegahan perlu dilakukan oleh pemerintah dalam suatu program yang jelas dan teruji efektivitasnya. Selain itu pemerintah juga perlu memberikan perhatian pada proses monitoring dan inspeksi pada proses produksi pangan.
Deteksi Pewarna Sintetis
Dari kasus diatas, kita dapat mengetahui bahwa bahaya keamanan pangan mengintai sekitar kita. Dalam kasus ini, terjadi pemalsuan bahan pangan dimana beras putih diberi pewarna sehingga menjadi beras merah dengan tujuan meningkatkan nilai jual. Pemberian pewarna sintetis tersebut merupakan salah satu bahaya dalam keamanan yaitu kelompok bahaya kimia. Dalam buku keamanan pangan jilid 1, Prof. F.G. Winarno menuliskan beberapa contoh pewarna tekstil yang sering disalah gunakan pada produk pangan. Untuk melakukan deteksi zat pewarna tekstil pada makanan, baik disengaja maupun tidak, diperlukan suatu pengujian laboratorium dengan suatu metode standar. Teknik pengambilan sampel, teknik analisa serta metode yang tepat dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang valid. Untuk itu diperlukan juga personil yang kompeten dan terlatih dalam melakukan pengujian.
MBrio Training and Consulting menyediakan jasa pelatihan dan konsultasi di bidang laboratorium untuk membantu peningkatan personil dalam melakukan pengambilan sampel, teknik analisa, validasi metode serta menerapkan sistem manajemen laboratorium berdasarkan ISO 17025. Laboratorium yang kredibel dan telah menerapkan sistem manajemen yang baik serta dilengkapi oleh personel-personel yang kompeten akan sangat membantu dalam memenuhi salah satu persyaratan jaminan keamanan pangan. Selain itu hasil analisa laboratorium tersebut menjadi bukti ilmiah dalam berbagai kasus keamanan pangan yang terjadi, sehingga kasus tersebut bukan hanya sekedar isu belaka (atau hoax).
Referensi:
Winarno, F.G. 2004. Keamanan Pangan Jilid 1. Bogor : MBRIO Press
Hariyadi, P. 2015. Ancaman Serius Pemalsu Pangan. http://print.kompas.com/baca/2015/05/23/Ancaman-Serius-Pemalsuan-Pangan
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]
Leave a Comment