Keamanan pangan merupakan hal yang wajib diterapkan apabila seseorang membuka usaha dalam bidang makanan. Ada banyak standar dan peraturan yang menjadi acuan keamanan pangan. Dalam lingkup keamanan pangan tentu saja kita tidak asing dengan istilah GMP, HACCP, ataupun ISO 22000. Ketiganya biasanya dipilih untuk diterapkan suatu perusahaan pangan untuk mewujudkan keamanan pangan. Namun dalam pemilihannya banyak sekali usahawan yang masih salah. Hal ini karena minimnya pengetahuan perusahaan akan perbedaan dari ketiga hal tersebut. Banyak dari mereka yang memaksakan langsung ke tahap proses sertifikasi yang paling tinggi karena tuntutan dari klien tanpa melihat kondisi dari perusahaan mereka sendiri. Alhasil pada saat melakukan audit banyak sekali temuan yang diperoleh dan mereka menjadi kesulitan dan kebingungan. Lalu apa sih perbedaan GMP, HACCP, ISO 22000? Apa yang sebaiknya diterapkan terlebih dahulu di perusahaan anda saat ini? Simak jawabannya di artikel ini.
GMP, HACCP, dan ISO 22000 dapat digambarkan seperti piramida dimana dasarnya yaitu GMP dan puncaknya adalah ISO 22000. Bagi industri pangan yang baru dan masih kecil, disarankan terlebih dahulu menerapkan GMP. Apabila GMP belum terpenuhi namun ingin menerapkan HACCP dan ISO 22000 akan sulit karena GMP ada di dalam HACCP dan ISO 22000.
GMP terdiri dari pesyaratan dasar keamanan pangan seperti kondisi bangunan, syarat peralatan yang digunakan, kebersihan ruangan, dan sanitasi personil. Setelah GMP berhasil diterapkan, maka perusahaan baru lebih mudah melangkah ke level berikutnya yaitu HACCP. Pada penerapan HACCP akan ada analisa bahaya dan titik kritis keamanan pangan di dalam diagram alir proses produksi. Cara pengendalian bahaya tersebut juga harus ditentukan di dalam HACCP.
Seperti hal nya saat kita memasak makanan, HACCP itu berarti kita fokus melihat keamanan pangan dari segi suhu dan waktu pemasakan, bukan lagi melihat dari sisi kebersihan personil dan peralatan karena sudah ada di dalam GMP. Apabila HACCP sudah terpenuhi, perusahaan dapat mengembangkan dirinya lagi ke Sistem yang lebih tinggi levelnya yaitu ISO 22000. Pada ISO 22000 apabila sebelumnya telah menerapkan HACCP dengan benar, maka cukup mudah karena hanya terdapat sedikit penambahan. Pada program persyaratan dasar diantara HACCP dan ISO 22000 tidak jauh berbeda, hanya di ISO 22000 terdapat penambahan beberapa klausul seperti penanggulangan alergen, proses rework, dan pencegahan sabotase. HACCP sendiri merupakan bagian dari ISO 22000 karena pada salah satu klausul ISO 22000 fokus membahas tentang HACCP.
Beberapa perusahaan di dalam penerapannya banyak yang dari GMP langsung ke ISO 22000 karena tuntutan konsumen mereka. Hal ini sebenarnya tidak masalah, asalkan perusahaan benar-benar serius dan berkomitmen sampai ISO 22000 benar-benar diterapkan karena akan membutuhkan kerja keras dan kerjasama dari berbagai pihak. Komitmen Manajemen dalam hal ini mengambil peran utama, karena banyak juga industri yang awalnya semangat namun lama kelamaan menjadi lelah dan bosan karena banyak yang perlu diperbaiki atau ditambah (tentu saja berkaitan dengan besarnya biaya yang dikeluarkan). Selain itu yang perlu dilihat adalah apakah karyawan bisa untuk diajak bekerja sama, karena ada juga perusahaan yang mau menerapkan GMP merasa kesusahan karena karyawannya yang kurang bisa diajak bekerja sama karena sudah merasa nyaman dan takut perubahan.
Oleh karena itu, sebelum menentukan mau memilih yang mana, lebih baik lihatlah pada anggota tim anda, lihat kondisi perusahaan anda, apakah mereka siap untuk adanya perubahan dan tentu saja siap untuk bekerja keras?
Leave a Comment