Apakah MSG berbahaya apabila di konsumsi?
Bumbu masakan merupakan sesuatu hal yang wajib ada dalam masakan. Tanpa bumbu masakan, makanan akan terasa hambar. Banyak sekali macam-macam bumbu masakan yang ditambahkan saat memasak seperti garam, merica, bawang, gula, lada, kemiri, dan lain lain termasuk salah satunya MSG. Bagi ibu-ibu rumah tangga di Indonesia tidak semuanya mengetahui dengan baik apa itu MSG. Banyak yang masih bertanya-tanya apa itu MSG. Nama MSG merupakan singkatan dari Mono Sodium Glutamat. MSG mungkin terasa asing di telinga masyarakat karena yang terkenal adalah nama dagang dari MSG itu sendiri di toko-toko yaitu moto, sasa, miwon, vetsin, micin, dan lain sebagainya. Produk-produk tersebut digunakan sebagai bumbu masak dan penyedap rasa atau juga dikenal dengan istilah pembangkit citrarasa. Jadi tugas MSG adalah sebagai peningkat citrarasa yang enak dan menekan rasa yang tidak diinginkan. MSG dapat menyebabkan sensasi rongga mulut yang mampu menimbulkan rasa enak dan puas.
MSG pada bumbu mi instan sendiri digunakan sebagai peningkat penyedap rasa. Memang beberapa produk mi instan memang tidak mau menggunakan MSG, namun pengalaman dipasaran baik dalam negeri maupun Internasional menunjukkan bahwa produk yang tidak menggunakan MSG pemasarannya tidak berkembang dengan baik karena tidak seenak dan tidak selezat yang menggunakan MSG.
Berapa jumlah takaran MSG yang dikatakan AMAN?
Sumber : http://www.epicurious.com/ingredients/cooking-with-msg-at-home-article
Dalam takaran konsumsi yang normal MSG aman bagi kesehatan manusia. Konsumsi rata-rata MSG untuk orang dewasa sekitar 0,12 kg MSG/orang/tahun dan anak-anak sekolah sekitar 0,06 kg MSG/anak/tahun. Apabila dihitung per hari maka kira-kira konsumsi masyarakat Indonesia yaitu bagi orang dewasa 1,8 – 2,0 gr dan bagi anak-anak 0,8 – 0,2 gr. Menurut Codex Alimentarius Commission (CAC) yang dibentuk WHO dan FAO, seseorang dengan berat 40 kg atau lebih masih belum terganggu kesehatannya bila mengkonsumsi MSG sekitar 6 gr/hari. Apabila seseorang kebanyakan konsumsi MSG akan muncul gejala seperti pusing, mual, berkeringat, meriang, dan sebagainya.
Dalam produksi makanan secara komersial yang tertib artinya industri-industri yang memenuhi segala persyaratan yang diperlukan bagi keamanan pangan, dosis MSG yang digunakan diatur dengan takaran yang pasti dan akurat. Tentu saja hal ini lain bila dibandingkan makanan-makanan kaki lima atau café yang biasanya cindering menggunakan feeling atau perasaan dalam menambahkan MSG. Dalam survey yang dilaporkan, dosis yang digunakan memang tidak terkendali bahkan dalam 1 mangkok mie bakso terdapat 1,5 gr – 2,0 gr MSG. Pada bumbu mi instan rata-rata mengandung MSG sekitar 0,3 mg. Sehingga masih tergolong aman.
Di masyarakat sendiri tersebar isu bahwa anak-anak yang mengkonsumsi mi instan dapat rusak tenunan otaknya sehingga menyebabkan anak tersebut menjadi bodoh. Pada dasarnya memang benar bahwa konsumsi MSG menyebabkan glutamate dalam darah meningkat drastis. Kadar glutamate dalam darah yang berlebihan dapat mengakibatkan reaksi-reaksi yang tidak dikehendaki seperti dapat menyebabkan kerusakan tenunan otak. Namun yang perlu digaris bawahi adalah, hal itu terjadi pada saat konsumsi MSG pada dosis yang super tinggi. Karena menurut US-FDA, tidak ada satupun bukti dari data hasil penelitian yang mampu meyakinkan dan mendukung hipotesa bahwa MSG yang dikonsumsi pada kadar lazim dan wajar dapat menyebabkan kerusakan otak.
Selain itu, sebetulnya ratusan hasil penelitian mengenai keamanan MSG telah dilakukan di berbagai Negara di seluruh dunia, dengan fokus penggunaannya sebagai bumbu. Berbagai hasil penelitian khususnya oleh lembaga-lembaga penelitian internasional di berbagai Negara yang kredibel
Informasi lebih seputar mi instan dapat anda lihat pada “Buku Putih Panduan Tanya Jawab Mi Instan” tersedia untuk kalangan awam maupun akademik.
Promo diskon 50%
(klik gambar untuk melihat detail buku)
Leave a Comment