Dalam ilmu kesehatan, pangan, dan gizi, wanita yang sedang hamil dan menyusui merupakan salah satu kelompok orang yang mendapat perhatian lebih. Mengapa? Karena bagi seorang wanita yang sedang hamil dan menyusui apapun yang mereka konsumsi dan lakukan akan berpengaruh terhadap kondisi kesehatan janin atau anaknya.
Sejalan dengan bertambahnya usia kehamilan seseorang, maka akan meningkat pula kebutuhan gizinya, karena gizi yang nantinya terserap bukan hanya untuk si ibu namun untuk anak dalam kandungannya. Salah satu zat gizi yang dibutuhkan oleh seorang wanita yang sedang hamil dan menyusui adalah zat besi.
Zat besi adalah zat gizi yang bertugas untuk pembentukan darah. Pada penderita anemia, kadar sel darah merah ada di bawah normal, hal ini biasanya karena kekurangan zat besi. Gejala awal anemia adalah badan lemah, lelah, kurang energy, kurang nafsu makan, sakit kepala, daya konsentrasi menurun, stamina tubuh menurun sehingga mudah terinfeksi penyakit dan pandangan berkunang-kunang terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu, wajah, selaput lender kelopak mata, bibir, dan kuku tampak pucat. Apabila penderita mengalami anemia berat dapat berakibat sesak napas dan bahkan lemah jantung. Jumlah zat besi yang dibutuhkan tubuh setiap hari adalah 1 mg atau setara dengan 10 – 20 mg dalam makanan. Pada pangan hewani, penyerapan zat besinya 20-30%, sedangkan pada pangan nabati hanya 1-6%.
Wanita perlu memberikan perhatian khusus pada masalah anemia. Dimulai pada saat remaja dimana kaum wanita mengalami haid sehingga mengakibatkan kehilangan zat besi 2 kali lebih banyak daripada kaum pria yaitu mencapai 1.6 gram per hari. Pada saat hamil terutama wanita hamil di Indonesia, 7 dari 10 wanita hamil mengalami anemia karena konsumsi makanan yang tidak memenuhi syarat gizi. Atau bisa juga diakibatkan karena kehamilan yang berulang dalam waktu singkat sehingga cadangan zat besi belum pulih sepenuhnya namun terkuras untuk keperluan janin yang baru.
Pada trimester pertama kehamilan, zat besi yang dibutuhkan sedikit karena tidak terjadi haid dan pertumbuhan janin masih lambat. Menginjak trimester kedua hingga ketiga volum darah dalam tubuh akan meningkat hingga 35%, ekuivalen dengan 450 mg zat besi untuk memproduksi sel darah merah. Saat melahirkan diperlukan tambahan zat besi sebanyak 300-350 mg akibat kehilangan darah. Jadi pada saat hamil hingga melahirkan wanita butuh zat besi sekitar 40 mg per hari atau satu setengah kali kebutuhan kondisi normal yaitu 26 mg per hari. Pada saat menyusui meski tidak haid wanita akan tetap kehilangan zat besi karena mengeluarkan ASI. Ibu yang menyusui membutuhkan tambahan zat besi sekitar 2 mg per hari.
Lalu apa resiko bagi seorang wanita yang hamil apabila mengalami anemia?
Anemia pada ibu hamil menyebabkan tingginya angka kematian ibu saat melahirkan disebabkan kemampuan jasmani yang lemah karena sel-sel tubuh tidak mendapat pasokan oksigen yang cukup. Selain itu, anak yang dilahirkan akan memiliki daya tahan yang rendah terhadap infeksi karena sel fagosit tidak berfungsi secara maksimal.
Lalu bagaimana cara menanggulanginya? Simak pada artikel selanjutnya minggu depan.
Apabila anda ingin mengetahui informasi lebih mengenai zat gizi, anda dapat membacanya dalam buku :
(klik gambar untuk melihat detail buku) (diskon buku 40%)
Leave a Comment