Kondisi Feces dapat merefleksikan status kesehatan!!
Membicarakan feces atau tinja mungkin memang terdengar jorok, jijik, dan terkesan tidak simpatik. Namun sebenarnya, masalah feces merupakan pengetahuan penting yang belum banyak diketahui oleh masyarakat. Kondisi flora yang ada di usus kita tidaklah mudah untuk diketahui. Sebetulnya analisa mikroba terhadap feces dapat menghasilkan data yang sangat akurat tetapi tidak praktis. Karena itu, alternatifnya yaitu dapat dilakukan hanya dengan observasi feces yaitu dengan mengamati bentuk, tekstur, warna, dan bau.
Bentuk dan tekstur
Pada umumnya feces normal mengandung air sebanyak 70 – 80 % dan memiliki bentuk seperti pisang, sedikit berekor, atau berupa pasta. Isi colon bergerak ke bawah dengan kecepatan 10 cm per jam. Apabila normal feces akan berbentuk pisang dan biasanya terjadi hanya sekali dalam tiga hari. Apabila laju nya berjalan lebih lambat maka akan terbentuk feces yang keras dan kering. Feces yang keras dan kering ada kaitannya dengan kesakitan pada saat buang air besar suatu tanda konstipasi. Berat dan volume feces tiap orang akan berbeda-beda karena dipengaruhi dengan makanan yang dikonsumsi. Menu makanan yang mengandung serat tinggi akan menghasilkan feses dengan berat jenis 0,89 dan akan mengapung di air. Sedangkan menu makanan yang tinggi kadar daging dagingan akan menghasilkan feces dengan berat jenis di atas 1 sehingga jadi tenggelam di air.
Warna
Warna feces disebabkan oleh pengaruh dari pigmen empedu yaitu bilirubin. Sebetulnya warna bilirubin adalah hijau namun karena berasosiasi dengan kegiatan bakteri usus maka akan memberi warna feces kuning sampai coklat tua. Bila feces bersifat asam maka akan berwarna kuning, apabila bersifat netral maka warna berubah dari orange menjadi coklat, dan apabila bersifat basa maka akan berwarna hijau atau hitam kecoklatan. Menu makanan yang kaya pati akan menyebabkan bakteri asam laktat tumbuh pesat sehingga menyebabkan saluran usus bersifat asam dan menghasilkan feces dengan warna kekuningan. Sedangkan menu makanan yang tinggi daging akan merangsang pertumbuhan bakteri pembuah feces yang gelap. Pada saat seseorang mengalami konstipasi maka menandakan bahwa saluran usus telah dikuasai sehingga saluran usus bersifat basa dan menghasilkan feces yang berwarna hijau coklat.
Bau
Senyawa yang menyebabkan bau pada feces sama dengan yang menyebabkan bau pada kentut salah duanya yaitu asam asetat dan asam butirat. Asam asetat dan butirat terbentuk akibat adanya proses fermentasi gula yang terjadi di saluran pencernaan oleh bakteri usus. Hal itu menyebabkan feces berbau sedikit asam yang tidak begitu menjijikan. Namun bila terjadi proses fermentasi yang abnormal maka akan menghasilkan bau yang tajam, pedas, dan sangat asam yang mudah dideteksi oleh indra penghidung kita. Bau yang menusuk hidung dari feces dan ketut pada saat konstipasi yang terjadi merupakan tanda terjadinya peningkatan kegiatan bakteri yang tidak kita kehendaki atau sering disebut bakteri jahat.
Keterangan :
Konstipasi disebut juga sembelit merupakan salah satu gangguan pencernaan yang kerap terjadi terutama pada kaum wanita. Untuk informasi lebih lanjut perihal konstipasi anda dapat melihat pada artikel :
Anda sering mengalami sembelit? Berikut fakta seputar Sembelit yang perlu anda ketahui!
(klik judul untuk melihat artikel)
Sumber artikel : Buku “Flora Usus dan Yoghurt” karangan F.G. Winarno, Wida Winarno A, dan Weni Widjajanto tahun 2003
Leave a Comment