Semut setelah berjalan jauh berkelana keluar akan mampu menemukan kembali sarangnya tanpa keliru. Bagaimana bisa? Apakah serangga ini memiliki daya ingat yang tinggi? Atau ada faktor lain yang membuat hewan ini mampu untuk melakukannya? Pada artikel kali ini akan dibahas mengenai hama satu ini. Semut merupakan hama yang kehadirannya dalam makanan dan minuman tidak begitu merisaukan dan menjijikan. Namun ternyata hama satu ini dapat membawa penyakit yaitu listeriosis yang melanda keju yang tidak mengalami pasteurisasi.
Semut termasuk serangga tertua kedua di dunia yang telah mengatur tata cara dan hidup secara sosial. Dari fosil tanah yang telah ditemukan arkeolog dapat diketahui bahwa serangga ini sudah berada di dunia 100 juta tahun. Semut dapat dijumpai di seluruh penjuru dunia di mana saja, dari kutub utara sampai ke ujung kutub selatan. Hingga saat ini dapat diidentifikasi sebanyak 7.600 spesies dari 250 genre yang berbeda.
Serangga ini membangun sarang mereka di berbagai lokasi. Beberapa jenis menggali tanah sebagai sarang sehingga aman terhadap musuh dan udara buruk. Sedangkan yang lain membangun sarangnya di bawah batu atau di bawah kayu yang membusuk. Beberapa lainnya malahan mampu menggali ke dalam tenunan tanaman hidup.
Di Asia, bahkan dapat dijumpai sarang semut yang dibuat dari daun-daun tanaman hidup yang direkat dan dijahit dengan benang-benang sutera. Bila jaraknya jauh, mereka menarik ujung-ujung daun dengan taring-taring ke arah yang telah direncanakan. Benang sutera dari larva atau semut muda digunakan untuk menjahit ujung-ujung daun dalam kontruksi sarang-sarangnya.
Semut merupakan hewan yang suka berkelana, namun saat jauh berkelana keluar dari sarangnya hewan ini masih mampu kembali ke sarang koloni tanpa keliru. Beberapa semut mengenal arah dari tonggak atau landmark, yang lain mengenal dari arah berkas-berkas sinar matahari. Juga sudah ditemukan bahwa semut akan meninggalkan suatu jenis bau-bauan sepanjang perjalanan, yaitu dengan cara menyentuhkan ujung-ujung perutnya pada tanah saat-saat tertentu. Sambil melakukan itu mereka menyemrotkan bau-bauan tertentu.
Dalam beberapa hal, bau-bauan yang ditinggalkan akan memberikan tanda pada kelompok lain untuk melewati jalur yang diambil rombongan pertama yang sedang bertugas keluar. Hal itu mudah dibuktikan bila suatu papan yang dulu dilalui semut dan diputar arahnya, mereka akan terlihat bingung.
Sumber penulisan artikel ini berasal dari dari Buku “HAMA GUDANG dan Teknik Pemberantasannya” karangan F.G.Winarno. Apabila anda berminat untuk membaca lebih lenkap fakta – fakta seputar tikus dan hama lainnya dapat melihatnya pada buku ini.
(klik gambar untuk melihat detail)
Leave a Comment