Bisnis di bidang kuliner sekarang ini sudah menjamur di Indonesia, baik itu bisnis besar atau kecil, pribadi ataupun kerjasama, inovasi ataupun mengikuti trend yang sedang berkembang seperti yang baru-baru ini yaitu Donat Indomie dan Es Kepal Milo. Dalam perencanaan bisnis kuliner banyak yang menjadi pertimbangan, mulai dari biaya, tempat dan lokasi, sasaran konsumen, apa yang akan dijual, resep, siapa yang akan mengolah, dll. Namun dari semua aspek perencanaan jarang sekali pelaku usaha yang melihat dan memikirkan perihal keamanan pangan.
Keamanan Pangan akan disadari biasanya setelah ada kasus keracunan makanan (diare) yang menimpa konsumen dan menuduh makanan yang dibelinya sebagai penyebab (meski belum tentu benar). Apabila sebagai penjual tidak memiliki bukti maka akan susah untuk membantah hal itu. Oleh karena itu, pencegahan penting dilakukan sebelumnya agar sebagai pelaku usaha dapat dengan tegas membantah hal tersebut. Cara pencegahan yang paling tepat adalah dengan menerapkan sistem keamanan pangan dalam proses produksi dan mengolah makanan.
Namun yang perlu diingat adalah kita tidak perlu memaksakan penerapan sistem yang tinggi seperti HACCP atau ISO 22000 untuk usaha kecil atau sederhana. Lalu apa saja yang perlu diperhatikan untuk menerapkan keamanan pangan oleh para pelaku usaha?
Aset yang penting bagi sebuah usaha adalah karyawan/penjual baik itu tingkah laku maupun penampilan (bersih atau tidak nya), karena mereka adalah tokoh utama dalam keamanan pangan. Sebagai contoh, coba kita lihat dari sudut pandang pembeli, saat anda ingin membeli gorengan di sebuah warung makan, kemudian anda melihat penjual yang melayani sedang menggaruk kepala cukup lama lalu mengambil gorengan yang akan anda beli, Bagaimana reaksi anda? Mungkin ada yang acuh tak acuh akan kejadian tersebut, namun mengingat sekarang ini masyarakat semakin sadar akan keamanan dan kebersihan pangan maka sebagian besar akan membatalkan niat untuk membeli gorengan tersebut. Lalu apa dampaknya bagi penjual? pasti akan mengalami kerugian.
Untuk itu sebagai pelaku usaha atau penjual pastikan bahwa anda dan karyawan anda tahu :
1. Apa saja yang membuat makanan tidak aman
Banyak sekali bahaya dan kontaminan yang dapat masuk ke dalam makanan saat diolah maupun disimpan. Bahaya dan kontaminan dapat berbentuk fisik, kimia, maupun mikrobiologi baik dari lingkungan, peralatan, karyawan, maupun dari bahan makanan itu sendiri. Bahaya fisik seperti streples, kerikil, dan rambut mungkin lebih mudah untuk diatasi karena terlihat oleh mata, namun bahaya kimia dan mikrobiologi akan lebih sulit. Bahaya kimia seperti pestisida, logam berat, formalin, borax, dan zat-zat kimia berbahaya lain apabila ada dalam makanan bagi orang awam akan sulit untuk membedakan padahal senyawa-senyawa itu sangat berbahaya bagi kesehatan, mungkin dampaknya tidak akan dirasakan langsung namun akan menumpuk sehingga nantinya mendorong timbulnya penyakit degeneratif. Bahaya mikrobiologi juga berbahaya karena jumlahnya terus bertambah berkali-kali lipat yang dapat membuat bahan makanan cepat busuk atau bagi yang memiliki sifat patogen akan sangat membahayakan kesehatan masyarakat (bakteri yang bersifat patogen inilah yang biasanya menjadi penyebab keracunan makanan).
2. Apa saja syarat dasar peralatan yang digunakan untuk mengolah pangan
Peralatan yang digunakan untuk mengolah makanan jangan sampai menjadi penyebab makanan tidak aman. Oleh karena itu peralatan-peralatan yang nantinya dipilih juga harus terbuat dari bahan yang Food Grade dan kebersihannya juga harus terjaga. Sekarang ini, peralatan yang terbuat dari kayu sudah tidak direkomendasikan untuk digunakan sebagai wadah makanan atau alat mengolah makanan. Hal ini sudah dituliskan sebelumnya dalam artikel “Kenapa Penggunaan Kayu Tidak disarankan di Industri Pangan??” (klik untuk membaca artikel).
3. Bagaimana cara menyimpan bahan pangan yang benar
Penyimpanan bahan pangan terbagi menjadi 2 yaitu peyimpanan kering dan penyimpanan dingin. Penyimpanan kering biasanya dilakukan untuk produk-produk kering seperti bumbu dan produk yang tahan lama, sedangkan penyimpanan dingin digunakan untuk menyimpan makanan yang mudah rusak karena kandungan gizi nya tinggi. Penyimpanan dingin sudah dibahas sebelumnya dalam artikel “Sudah Benarkah Cara Anda Menyimpan Bahan Pangan di kulkas?” (klik untuk membaca artikel).
4. Bagaimana cara mencuci tangan yang benar dan kapan saja harus cuci tangan
Pelaksanaan atau praktek hygiene dan sanitasi karyawan juga perlu pengawasan salah satunya adalah cuci tangan. Karyawan/Penjual harus dapat membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan seksama menggunakan air bersih dan sabun. Cuci tangan harus dilakukan sebelum mulai mengolah makanan, setelah menggunakan toilet, setelah memegang bahan terkontaminasi atau kapan saja diperlukan. Selain itu adalah pada saat memegang pangan atau bahan pangan tidak diperbolehkan memegang barang lain yang dapat menyebabkan kontaminasi, sebagai contoh pasti anda sering menemukan penjual makanan yang menyiapkan makanan langsung dengan tangan (tanpa menggunakan sarung tangan) kemudian pada saat ada pelanggan yang ingin membayar dia akan mengambil uang dari pelanggan tersebut kemudian melanjutkan mempersiapkan pangan. Hal tersebut dapat menyebabkan berpindahnya bakteri yang ada pada uang ke dalam makanan yang dipegang oleh penjual tersebut.
5. Apa saja yang dilarang dilakukan pada saat menangani pangan
Pada saat menangani pangan, karyawan harus mampu menahan diri dari perilaku yang dapat mengakibatkan kontaminasi pangan seperti meludah, mengunyah/makan, bersin/batuk di atas pangan yang terbuka, menggaruk, mengorek hidung/telinga, menggunakan perhiasan, jam tangan dan barang lainnya.
Untuk lebih jelas dan detail, MBriotraining & Consulting dapat membantu anda dalam memberikan pemahaman kepada karyawan anda terkait dengan keamanan pangan, mengapa keamanan pangan diperlukan, dan aspek-aspek poin 1 sampai 5 di atas. Penawaran akan kami berikan dengan harga terbaik dan juga akan ada praktek langsung di tempat bisnis anda. Peserta akan mendapatkan sertifikat pelatihan sebagai tanda keikutsertaan dalam kegiatan tersebut. So, Tunggu apa lagi? Jangan ragu untuk membuat konsumen anda yakin akan makanan yang anda jual.
Leave a Comment